Makna dalam Rindu
Berkali-kali aku rindu padamu. Pada indahnya semak belukar, pada pepohonan yang rindang, pada deru ombak, pada jalan yang tak pernah terjamah aspal, pada batu-batuan yang kadang membuatku terantuk, pada binatang yang berkeliaran saat matahari telah meninggi dan kespian kian mencekam, pada kendaraan yang berbunyi tengah malam dan saat subuh, pada mereka yang senantiasa berbondong-bondong ke lokasi perkebunan dan persawahan, pada semua orang yang memiliki sapaan khas nan lembut, pada dia yang darinya aku mengenal apa itu pengabdian, pada mereka yang memberiku perhatian dan kasih sayang. Dari mereka semua, saya banyak mempelajari tentang apa itu perjuangan yang tak berujung dan tak kenal bosan.
Aku rindu dan memang sangat rindu. Aku rindu untuk kembali menikmati semuanya. Namun, kini kerinduan itu tinggalah kerinduan. Sebab sesungguhnya aku tak mungkin merasakannya lagi. Aku hanya bisa mengandai-andai entah sampai kapan, aku sendiri tidak tahu. Persoalan demi persoalan kulalui dan kuhadapi.
Semuanya kujalani dengan ketegaran jiwa. Aku tahu dan sadar inilah konsekuensi terburuk dari keputusan yang aku ambil, yakni meninggalkan jalan panggilan yang khusus. Tak mengapa. Bermodalkan iman dan pengetahuan, aku sendiri tak pernah menyerah pada keadaan demikian.
Aku memang pernah bermimpi tentang sebuah taman, yang pernah aku sapa sebagai taman ziarah. Aku sudah terdepak dari taman itu. Dan aku sekarang sudah mempunyai mimpi yang baru tentang tanah dan bukan taman. Kini aku berada di atas tanah dan mungkinkah ini sebagai tanah impian yang pernah ada dalam mimpiku? Di tanah ini aku menjadi semakin tahu tentang apa itu perjuangan dan penderitaan dalam setiap detak jantung dan setiap menit, suatu keadaan yang tidak pernah aku alami sejak aku dilahirkan dari rahim ibundaku tersayang. Ya, lagi-lagi tak mengapa.
Di tanah impian ini aku sendiri tak pernah berhenti untuk berkata, ungkapkan permenungan diri: "Jejak Luka Menanggung Rindu". Kerinduan ini mengusik pikiran, perasaan sekaligus membangkitkan inspirasi serta semangat baru dalam menghadapi dunia dengan aneka pergumulannya.
Kutegarkan raga, kumantapkan rasa, biar kusanggup memperjuangkan hidup yang terbaik bagi diri dan orang lain di mana saja aku berada. Ini tentu komitmen yang tak dapat dibilang enteng. Harapanku: Tuhan hadirlah dalam setiap perjuanganku
0 Response to "Makna dalam Rindu"
Posting Komentar