Memahami Kisah Sengsara Yesus dan Maknanya
Kecenderungan manusia dewasa ini adalah berusaha untuk menyelamatkan dan membahagiakan diri sendiri atau keluarga dari pada berkorban demi orang lain. Dalam situasi seperti ini, orang Katolik merasa beruntung karena memiliki Yesus sebagai tokoh yang rela berkorban demi kebahagiaan dan keselamatan orang lain. Yesus rela menanggung sengsara samapai mati di Kayu Salib semata-mata karena kesetiaanNya kepada Allah dan cintaNya kepada umat manusia.
Berikut ini akan dibahas secara singkat tentang kisah sengsara Yesus dan maknanya bagi kehidupan manusia yang percaya kepadaNya. Sumber yang menjadi rujukan utama pembahasan ini adalah buku iman Katolik, buku pegangan guru pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti kelas 10, Kitab Suci Perjanjian Baru serta buku rohani katolik lainnya yang relevan.
Konteks Sosial menjelang Penangkapan, Pengadilan dan Penyaliban Yesus
a. Konteks Perayaan Paskah Yahudi
Peristiwa sengsara hingga wafat Yesus terjadi pada saat atau menjelang perayaan Paskah bangsa Yahudi. Paskah Yahudi ini merupakan perayaan peringatan peristiwa pembebasan bangsa Israel dari perbudakan bangsa Mesir. Orang Yahudi menghayati peristiwa paskah tersebut sebagai wujud keterlibatan Allah yang menyelamatkan. Perayaan Paskah ini berlangsung selama tujuh hari dan menjadi pekan roti tidak beragi. Pada waktu perayaan Paskah ini seluruh rakyat dari berbagai pelosok bangsa Yahudi berziarah ke Yerusalem, termasuk Yesus dan murid-muridNya.
Yesus dan murid-muridNya juga pergi ke Yerusalem. Ketika Yesus memasuki kota Yerusalem, Ia disambut oleh seluruh masyarakat sebagai raja dan pada malam harinya Ia mengadakan perjaumuan perpisahan dengan para muridnya. Selesai perjamuan malam, Yesus berdoa di taman Getzemani. Di taman inilah Yesus ditangkap dan diadili dan keesokan harinya Yesus disalibkan.
b. Pemberontakan terhadap Pemerintah Roma
Keadaan Palestina pada zaman Yesus sangatlah tidak sejahtera. Pada masa itu selalu ada bentuk perlawanan dari rakyat dalam hal ini oleh kaum Zelot terhadap penguasa Romawi. Keadaan ini yang membuat tentara Romawi selalu siap sedia mengantisipasi jika muncul kejadian serupa pada saat perayaan Paskah Yahudi. Pemerintah Romawi mempunyai kebiasaan untuk membebaskan tawanan pada setiap hari raya Paskah.
Situasi atau keadaan seperti inilah yang dimanfaatkan oleh orang Yahudi untuk menangkap dan menghukum Yesus. Orang Yahudi yang merasa terancam dengan pewartaan Yesus menyampaikan isu kepada penguasa Romawi bhawa Yesus dan pengikutNya akan melakukan pemberontakan. Isu ini ditanggapi dengan menangkap Yesus di taman Getsemani kemudian menghadapkan Yesus kepada Pilatus, Herodes dan Kayafas. Meski tidak ditemukan kesalahan, namun demi keamanan akhirnya mereka menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus dan membebaskan Barabas.
c. Munculnya Mesias Palsu
Pada zaman Yesus ada begitu banyak orang-orang yang mengaku diri sebagai Mesias, antara laii Yudas dari Galilea dan Simon dari Bar Kokhba. Kehadiran mereka membuat pemerintahan Roma khawatir sebab biasanya isu munculnya mesias selalu bersifat politis. Kehadiran mesias selalu diikuti dengan pemberontakan.
Namun sepertinya pemerintah Romawi mengenal Yesus dan mereka tidak khawatir dengan kehadiran Yesus hal itu terbukti ketika di pengadilan, mereka tidak menemukan kesalahan pada diri Yesus. Pilatus tahu bahawa tindakan yang dilakukan Yesus hanya pada lingkup keagamaan dan bukan bersifat politik.
Orang yang Berperan dalam Peristiwa Pengadilan dan Penyaliban Yesus
a. Para Pemuka Agama Yahudi: Para Imam dan Ahli Taurat
Ajaran dan tindakan Yesus dianggap oleh para pemuka agama Yahudi sebagai ancaman bagi kewibawaan mereka yang selama ini dianggap sebagai kelompok yang terpercaya dalam menjaga kemurnian agama Yahudi, apa lagi menurut mereka, Yesus tidak memiliki kapasitas dan legalitas yang memadai, karena Yesus hanyalah anak seorang tukang kayu, dari keluarga miskin dan dari wilayah yang udik yakni Galilea yang tidak memiliki tradisi kenabian. Maka tindakan Yesus dilihat sebagai bentuk hujatan terhadap Allah.
Berikut ini adalah beberapa tindakan Yesus yang dianggap melanggar aturan agama Yahudi:
- Yesus bergul dengan orang-orang yang dianggap najis dan sampah masyarakat, antara lain: makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa. Dan menuru orang Yahudi orang seperti mereka harus dijauhi sebab kita akan ikut najis kalau bergaul dengan mereka
- Yesus dianggap melanggar hukum taurat, antara lain: semua makanan halal, menyembuhkan orang pada hari Sabat, dan tidak berpuasa
- Yesus dianggap melanggar adat saleh, yakni berbicara dengan perempuan kafir, membela wanita pezinah dan makan dengan tangan najis
- Yesus dianggap mencampuri urusan para pemuka agama, yakni mengusir para pedagang di bait Allah padahal Dia dianggap tidak mempunyai hak apa-apa terhadap urusan Bait Allah.
Pada zaman Yesus, ada beberapa pejabat setempat yang diberi kuasa dan kedudukan. Namun secara umum pemerintahan dikendalikan oleh penjajah Romawi. Mereka terlibat dalam peristiwa sengsara dan wafat Yesus. Demi menjaga kedudukan dan kuasa mereka membiarkan Yesus yang tidak bersalah dihukum mati.
Kisah Sengsara Yesus
Kisah sengsara Yesus bisa dilihat dan disimak secara lengkap dalam keempat Injil. Secara garis besar, Penginjil Lukas mengisahkan kisah sengsara Yesus dalam empat adegan:
- Yesus ditangkap di taman Getsemani (Luk 22: 39-53)
- Petrus menyangkal Yesus, dan Yesus di Hadapan Mahkamah Agama
- Yesus dihadapan Pilatus dan Herodes (Luk 23: 1-25)
- Yesus disalibkan dan dimakamkan (Luk 23: 25-56)
Berikut ini adalah beberapa poin penting yang menjadi makna sengsara dan wafat Yesus antara lain:
- Wafat Yesus adalah konsekuensi atas pewartaanNya tentang Kerajaan Allah
- Wafat Yesus sebagai tanda ketaatan dan kesetiaanNya pada Bapa
- Wafat Yesus adalah tanda solidaritasNya pada manusia
- Wafat Yesus adalah bukti bahwa Allah mengasihi manusia
- Kematian Yesus menyelamatkan manusia
0 Response to "Memahami Kisah Sengsara Yesus dan Maknanya"
Posting Komentar