Menemukan Makna Hidup Di Tengah Keterpurukan
Setiap orang pasti pernah mengalami persoalan atau masalah dalam hidupnya. Persoalan yang dialami tersebut membawanya kepada pergumulan. Hal ini bisa memungkinkan manusia untuk bertanya sekaligus mencari jawaban atas pertanyaan tentang apa tujuan hidupnya. Pada satu sisi manusia berjuang untuk menggapai apa yang menjadi tujuan hidupnya. Dan di sisi lain ketika manusia sudah menggapai apa yang menjadi target hdupnya maka muncul lagi tujuan lain yang menuntut untuk digapai lagi.
Dalam banyak kasus, ada manusia ketika tidak sanggup menggapai apa yang dicita-citakannya cenderung patah semangat. Ketika mendapatkan pengalaman yang tidak menyenangkan bahkan pengalaman yang paling menyakitkan dan menyedihkan, kadang terjebak dalam stres yang berkepanjangan. Fatalnya lagi ia tidak sanggup menemukan jalan keluar dari setiap pergumulan hidup hingga akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Tulisan ini mencoba memberikan pencerahan tentang makna di balik setiap persoalan dan pergumulan hidup. Tentu saja pencerahan ini bersumber pada ajaran Kitab Suci Gereja Katolik. Muatan konten yang tersaji dalam tulisan ini bersumber dari buku pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kelas Dua Belas. Dengan demikian tulisan ini ingin menyasar para remaja katolik guna mempersiapkan mental spiritual dalam menghadapi dunia dengan aneka pergumulannya.
Foto oleh Saint Ariman dari Pexels |
Menyimak Fakta
Pergumulan atau pergulatan hidup merupakan sesuatu hal yang sangat manusiawi. Namun membiarkan diri untuk tetap terjebak dalam keterpurukan sangatlah tidak dibenarkan. Sebab, bukankah manusia sudah dikaruniai akal budi dan kehendak bebas? Akal budi serta kehendak bebas merupakan alat ampuh bagi manusia untuk mengolah setiap persoalan hidupnya. Walau memiliki keterbatasan secara kodrat namun pada prinsipnya jika dimaksimal secara tepat, akal budi dan kehendak bebas bisa membawa manusia kepada kehidupan yang cemerlang.
Lihat saja kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah digapai manusia. Semuanya terjadi berkat kesanggupan manusia dengan atribut akal budi dan kehendak bebasnya yang dimiliki dan kembangkan secara tepat. Kesadaran akan atribut ini penting agar manusia tidak menyerah begitu saja pada setiap keterpurukan yang dialaminya.
Ada banyak fakta yang tersaji dalam kehidupan berkaitan dengan pergumulan hidup. Ada orang yang berhasil keluar dari keterpurukan dan menemukan semangat hidup baru yang lebih bergairah. Misalnya setelah mengalami perasaan kehilangan karena kepergian orang yang paling dikasihi, berhasil bangkit dan menjalani kehidupan dengan penuh kesetiaan.
Bangkit dari keterpurukan ini tentu bukan perkara gampang. Namun kesadaran iman bahwa ada rencana Tuhan di balik semua pergumulan menjadi kekuatan utama. Kesadaran imana akan kemahabaikan Tuhan merupakan jalan terakhir yang wajib ditempuh. Kesadaran ini juga bukan langsung didapat. Sebab pada titik tertentu orang akan merasa ditinggalkan sendirian, merasa bahwa Tuhan mengabaikan setiap kepayahan hidupnya. Keadaan ini disebut dengan dark night yakni fase kegelapan hidup.
Keadaan ini sesungguhnya menjadi puncak dari setiap pergumulan. Dan hal itu bukanlah akhir dari segalanya. Ada cahaya baru yang bakal diraih setelah melewatinya. Dalam iman kristiani, Yesus sendiri pernah mengalaminya saat Ia merasa seakan ditinggalkan oleh BapaNya di atas Kayu Salib: “AllahKu, ya AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Daku?” Dan setelahnya, ada cahaya baru yang terpancar,yakni cahaya kebangkitan dan penebusan dosa bagi orang yang percaya.
Ajaran Kitab Suci
Ajaran kristiani menegaskan bahwa kehidupan manusia merupakan sebuah anugerah Tuhan. Karena itu seberat apa pun persoalan yang dihadapi atau yang dialami mestinya diarahkan kepada Tuhan sebagai pemilik utama kehidupan itu. Untuk mengetahui seacara lebih mendalam tentang makan hidup manusia, baiklah terlebih dahulu membaca kutipan Injil Matius 5: 1-12 tentang “Delapan Sabda Bahagia Yesus” berikut ini:
Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.
Berdasarkan bacaan teks Kitab Suci di atas, ada beberapa pesan yang bisa ditemukan dan yang wajib dihayati dalam kehidupan, antara lain:
Hidup itu Berharga, Yesus mengajarkan bahwa hidup itu sangat bermakna, sangat berharga apabila hidup sesuai dengan kehendak Allah. Dengan demikian, manusia akan menjadi orang yang hidup penuh dengan kebahagiaan.
Membuka hati Bagi Allah, hal utama yang mesti dilakukan oleh manusia ketika mengalami pergumulan adalah membuka hati bagi Allah. Membuka hati bagi Allah berarti membiarkan atau memperkenankan Allah mengubah dan mengatur hidup manusia.
Yesus memberikan kelegaan, Yesus memanggil semua orang untuk memasuki kerajaanNya. Sekalipun hidup terasa sangat menderita, bernasib sial, dan tidak pernah nyaman akan dunia ini, namun sebagai pengikut Yesus yang sejati, sudah pasti akan berbahagia. Sebab, Kasih karunia Allah bagi orang yang percaya kepadaNya tidak pernah hilang sejak awal mula hingga keabadian.
Kebahagiaan dan pergumulan adalah berkat, Perlu kita sadari bahwa ketenteraman hidup dunia adalah berkat dari Allah yang membuat kita senang atau bahagia. Namun, jangan lupa bahwa penderitaan dunia juga adalah berkat yang membuat manusia itu semakin bertumbuh. Menyatukan pergumulan hidup dengan korban Yesus di Salib akan membawa setiap orang yang percaya mendapatkan kelegaan.
Kesimpulan
Setiap orang pasti akan mengalami pergumulan atau keterpurukan dalam hidup. Bahkan orang yang sudah memiliki segalanya dengan harta berlimpah, tetap saja akan mengalami pergumulan. Setiap persoalan yang dialami pasti ada jalan keluarnya. Namun manusia kadang lebih sering tidak memanfaatkan kesanggupan yang dimilikinya berupa akal budi dan kehendak bebasnya guna mengolah pergumulan dan menemukan jalan keluarnya. Sehingga tidak jarang dijumpai orang yang putus asa, patah semangat dan ingin mengakhiri hidupnya.
Ketika alami keterpurukan, sesungguhnya Yesus Kristus menjadi teladan utama bagi setiap orang yang percaya kepadaNya. Yesus tahu pergumulan hidup manusia dan Ia menyampaikan sabda bahagia kepada manusia. Sabda bahagia ini merupakan kekuatan untuk manusia memaknai hidupnya sebagai pribadi yang berharga dan berguna. Sabda bahagia yang disampaikan Yesus bukanlah sebuah kahyalan hampa tetapi sebuah kenyataan bahwa pergumulan ataupun keterpurukan hidup juga merupakan berkat agar manusia senantiasa bertumbuh, berkembang hingga menggapai kesempurnaan di dalam Tuhan.
0 Response to "Menemukan Makna Hidup Di Tengah Keterpurukan"
Posting Komentar